Diindonesia jalan sehat erat kaitannya dengan loba. Cerpen Jalan Jalan Ke Jogja. Oleh Ahmad Diposting pada 06/04/2021. Sebaiknya kita ke Malioboro lagi saja ucap Senna. Jam 2330 Baca Selengkapnya. Soal Keselamatan Di Jalan Raya Kelas 8. Oleh Diposting pada 02/04/2021.
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Nama saya Muhamad Hamdan lahir Bandung, 24oktober 2001. Suatu hari, saya dan teman teman saya pergi ke Jogja karena pada saat itu sedang melaksanakan study matahari terbit di ufuk timur, saya menyiapkan barang barang untuk dikemas kedalam tas yang berukurab besar. Sebelum berangkat, kami diperintahkan untuk berkumpul di suatu tempat, dan untuk menunaikan solat di mesjid akan berangkat, saya dan teman saya kebagian bis1, dan ada pula yang kebagian bis6. Di dalam bis, awalnya kita hanya diam tak bersuara, karena digabung dengan kelas lain. Seiring berjalannya waktu kami pun bersurau gurau. Perjalannya cukup jauh, dari terbenamnya matahari hingga fajar tiba. Ketika sampai di suatu tempat makan, kita dipersilahkan untuk membersihkan diri terlebih dahulu, dan lanjut mengisi itu, perjalanan dilanjutkan kembali, yaitu menuju tempat tragedi meletusnya Gunung Merapi. Disana kami di manjakan dengan mengendarai mobil Jeep, mengelilingi daerah kawasan tragedi Gunung Merapi. Perjalanan belum selesai, kami lanjut pergi ke tempat yang terkenal yaitu Candi Borobudur. Sekitar 1jam dari gunung Merapi sampai di candi. Di candi, kami hanya melihat lihat pemandangan dari atas. Butuh perjuangan untuk ke sana karena kita jalan kaki dan letih. Tapi letih itu terbayar dengan semua pemandangan yang ada waktu mulai senja, kami pergi ke hotel tempat kita beristiraha. Dari setiap kamar, hanya ada 4orang, kamarnya nyaman dan cukup kamar hotel, saya dengan teman saya berbenah membersihkan diri, untuk kembali mengisi perut di sebuah tempat makan yang tidak jauh dari hotel, yaitu Malioboro, di sepanjang jalan itu kami melihat para pedagang yang meramaikan suasana, dan ada disuatu tempat, sebuah komunitas yang menampilkan suatu seni musik dari angklung dan sebagainya. Suasananya sangat tenang dan romantis. Waktu tidak terasa semakin larut, kami pergi untuk beristirahat pagi harinya, kami bangun untuk sarapan terlebih dahulu, karena akan kembali pergi. Kami pergi kesuatu tempat, yang dimana disana banyak makanan untuk dijadikan bahan oleh-oleh. Setelah itu, kami kembali pergi melanjutkan perjalanan. Kami akan pergi ke suatu tempat yaitu Kampung Batik. Dari namanya saja udah terdengar, bahwa kampung itu menandakan kampung memproduksi batik. Disana kami diajarakan membatik oleh orang-orang sana. Saya mencoba untuk membantu proses pembuatannya dengan cara merebus kainnya. Disana saya diajarkan bahasa jawa, juga sebaliknya saya ajarkan meraka bahasa tidak terasa, kali ini kita pergi, tapi untuk pulang ke Bandung. Rasanya kecewa, hanya sebentar, tapi apadaya haha. Kami menuju Bandung dimalam hari, sekitar pukul 10, kami beristirahat di suatu tempat makan kembali. Dan disana setiap siswa yang memiliki baakt, dapat menampilkannya di suatu panggung acara, sebagai menuju pulang, disepanjang jalan semua pada tidur pulas, dan saya tidak, hanya melihat jalan dan menemani sang sopir bis. Tengah malam, bis kembali berhenti di suatu tempat, tidak tau untuk apa, mungkih untuk para sopir bus yg beristirahat. Karena tengah malam, biasanya para siswa turun dari bis, tetapi kali ini tidak, mungkin karena ngantuk. Tapi hanya saya yg turun dari siswa-siswa bis1, karena duduknya paling depan juga, saya memesan 1Mie instan karena suasananya dingin. Sekitar setengah jam berhenti, kembali lanjut sampai di Padalarang, kami diturunkan di Kota Baru Parahyangan. Semua turun dan membawa barang bawaan di bagasi bis. Lelah, kami pulang masing-masing dari situ, ada yg di jemput dan sebagainya. Saya hanya naik dengan angkutan umum, karena jarak menuju rumah lumayan jauh. Sampai dirumah, saya langsung berbaring mererai capainya perjalanan. Alhamdulillah selamat sampai Lihat Cerpen Selengkapnya
Jalanjalan ke Yogyakarta, Catat Jadwal Pentas Seni Keratonnya. Komentar: Kompas.com. Travel. Travel Story. Jalan-jalan ke Yogyakarta; Jalan-jalan ke Yogyakarta, Catat Jadwal Pentas Seni Keratonnya. 21/03/2018, 13:25 WIB. Bagikan: Komentar . Lihat Foto Pemain gending gamelan saat mengiringi tarian Golek Alun-alun di Keraton

Cerpen Tentang Liburan Ke Jogja. Web cerpen tentang liburan ke yogyakarta. Tidak semua yang terjadi dalam liburan harus diceritakan. Contoh Kerangka Karangan Tentang Liburan Ke Pantai Berbagai Contoh from Ngasem, sidoharjo, tepus, gunung kidul regency, special region of yogyakarta 55881. Tips liburan murah ke jogja seru dan tak terlupakan. Web lapar mulai menggoda perut kami, lalu kami singgah di sebuah restoran orang utan yang lumayan besar. Web Cerita Liburan Dirumah Saja Dalam Bahasa Inggris Dan Artinya Singkat. Wisata kuliner, dah lah ga. Pada liburan kali ini saya bersama keluarga saya sangat senang sekali, liburan kali terasa berbeda dari sebelumnya, karena liburan kali. Tepatnya pada periode jumat ,tanggal 6 januari. Cuti Kali Ini , Saya Bersama Adik, Ibu Dan Bibi Saya Melaksanakan Wisata Ke Yogjakarta. Ini lagu sering dinyanyikan si cimut adik semata wayangku. Web cerpen liburan ke jogja. Nama sebenarnya sih cici, karena sejak kecil dia lucu. “Liburan Telah Tiba, Hore, Hore.”. Sebagai makhluk yang tak jauh dari kekurangan, sudah sepantasnya kita punya tujuan. My mom’s parents lived in jogja, a small yet unique city. Aku diajak ayah berlibur ke. Cerita Libur Lebaran 5 Web pada tahun 2016 kami sekeluarga berlibur di jogja selama 2 hari 2 malam. Dimulai dari daerah ujung utara jogja, kami. Web liburan ke jogja. Smpn 1 Karas Mengadakan Wisata Ke Jogjakarta Yang Diikuti Siswa. Web tips memuat cerpen liburan. Cerpen pengalaman pribadi, cerpen remaja. Web cerpen tentang liburan ke jogja.

CerpenJalan Jalan Ke Jogja. Oleh Ahmad Diposting pada 06/04/2021. Sebaiknya kita ke Malioboro lagi saja ucap Senna. Jam 2330 Baca Selengkapnya. Harga Jarik Jogja. Oleh Ahmad Diposting pada 31/03/2021. Batik Jogja Melakukan kunjungan singkat ke Daerah Istimewa Yogyakarta jadi Baca Selengkapnya. Lemari Kain Portable Jogja.
Cerpen Karangan ErfransdoKategori Cerpen Pengalaman Pribadi, Cerpen Remaja Lolos moderasi pada 7 October 2020 Pukul 6 pagi aku dan teman-teman SMAku berangkat menuju Yogyakarta dari Sukabumi. Udara pagi saat itu sangatlah dingin, aku pun memutuskan untuk memakai jaket agar badanku tetap terasa hangat. Aku berada di bus 3 dan duduk di dekat jendela agar bisa melihat pemandangan indah dengan begitu jelas. Di sampingku ada dua temanku bernama Rifai dan Wijaya. Ketika aku asyik melihat pemandangan di luar, mereka tertidur pulas, mungkin mereka masih mengantuk berbeda denganku. Setengah jam perjalanan kami yang berada di bus cukup merasa bosan dengan suasana pagi itu. Pengelola bus itu pun mengerti dengan kebosanan kami dan langsung memutar lagu yang membuat kami semakin semangat. Lagunya sangat nge-rock. Guru pembimbing di bus kami yang tertidur pulas pun terbangun karena lagu itu. Tak lama kemudian, guru pembimbingku itu pun membagikan ketupat dan beberapa makanan ringan untuk kami sarapan. Ada beberapa dari kami yang mengambilnya dan ada pula yang tidak karena mereka sudah mempunyai bekal sendiri dari rumah. Bosan dengan mendengarkan lagu, kami pun meminta kepada operator bus untuk memutarkan sebuah film. Dan perwakilan dari kami pun menuju ke depan bus untuk melihat-lihat film yang akan kami tonton. Tanpa sengaja perwakilan kami yang bernama Bagus itu pun menekan tombol yang menuju ke film dewasa. Alhasil kami para remaja yang berada di bus itu pun tertawa terbahak-bahak dengan aksi konyolnya itu. Apalagi disitu ada guru pembimbing kami. Bagus pun segera memindahkan film itu ke film lainnya agar tidak menimbulkan kesalahpahaman. Kami para lelaki sebenarnya sangat senang sekali dengan kejadian itu, namun kami sangat malu dengan guru pembimbing kami. Bagus berkata kepada kami bahwa operator bus mengoleksi film-film yang berkonten dewasa, pantas saja ketika kami memintanya untuk memutar film operator bus itu hanya terdiam. Terlalut dalam perjalanan sambil menyaksikan film akrobat, kami pun satu persatu terlelap tidur di tengah perjalanan. Namun kami sempat terbangun ketika bus tiba-tiba bergoyang karena melewati jalan berlubang dan penuh batu. Kami sangat terkejut dengan hal itu, kami takut jika bus yang kami tumpangi akan terjatuh. Namun supir kami menyebutkan bahwa itu adalah hal biasa yang tidak berbahaya. Kami pun lega dengan pernyataannya, dan setelah itu kami pun melanjutkan tidur kami. Ketika maghrib, semua bus pun berhenti di sebuah tempat makan yang cukup luas. Disana ada beberapa mushola. Aku dan teman-teman yang beragama islam pun segera menuju mushola untuk melaksanakan solat maghrib berjamaah. Setelah itu, baru kami menuju meja makan yang cukup luas untuk menyantap makanan yang lezat setelah kami merasakan kelaparan sejak tadi. Kami sangat lahap memakan makanan yang disediakan di meja. Setelah selesai makan, rombongan kami pun kembali melanjutkan perjalanan di busnya masing-masing. Supir yang dari tadi mengendarai bus kami pun bergantian dengan supir yang lain karena perjalanan masih cukup jauh sekitar 5 jam lagi. Aku pun membuka ponselku untuk bermain game dan mengabarkan orangtuaku. Di perjalanan kami sudah ada di Jawa Tengah, suasana di luar jendela bus pun sangat indah dan menarik sekali. Banyak sekali lesehan-lesehan dan para pengamen yang sedang bekerja di warung-warung dan tempat makan. Sungguh menyejukkan mata sampai-sampai aku pun tertidur kembali. Tak terasa jam pun sudah menunjukkan pukul setengah dua belas malam. Kami tiba di tempat penginapan kami di Jawa Tengah ini selama beberapa hari ke depan. Tempat penginapan itu sangat nyaman bagi kami apalagi ada kolam ikannya. Sebelum menuju kamar, kami pun dibagi menjadi 5 orang/kamar. Dan aku bersama keempat temanku ditempatkan di kamar no. 22 dekat kolam ikan itu. Sebelum tidur, kami pun membereskan semua barang bawaan kami dan berganti baju. Setelah itu kami menyetel televisi dan bermain kartu sambil memakan makanan ringan yang kami bawa masing-masing. Jam setengah dua pagi barulah kami tertidur untuk mempersiapkan perjalanan besok menuju museum Dirgantara yang merupakan museum Dirgantara terbesar di Asia Tenggara. Kami terbangun sekitar jam setengah enam pagi dan langsung menuju kamar mandi untuk berwudhu untuk melaksanakan solat shubuh yang terkesan terlambat ini karena kami semalaman begadang. Setelah itu kami pun mandi lalu sarapan dengan nasi goreng. Sekitar jam setengah delapan pagi baru kami berangkat menuju Museum Dirgantara. Tiba disana kami langsung diberi pengarahan oleh anggota TNI, mereka menceritakan tentang sejarah museum ini sejak awal berdirinya hingga sekarang. Untuk mengambil foto-foto di museum kami diberi kupon yang harus dibayar Kami pun mengelilingi berbagai ruangan yang begitu luas ini, kami sangat dimanjakan dengan semua benda yang ada di museum itu. Setelah sekitar satu jam berada di museum, kami melanjutkan perjalanan menuju Keraton Yogyakarta. Susananya begitu panas, apalagi kami harus berjalan kaki menuju keraton itu. Di keraton peraturannya sangat ketat, kami tidak dibolehkan untuk mengambil foto sembarangan dan jangan membuat keributan. Hari-hari pun berlalu, kami sudah menjelajahi berbagai tempat wisata di Yogyakarta ini, mulai dari museum Dirgantara, keraton Yogyakarta, candi Prambanan, candi Borobudur, Goa Pindul, stan salak, dan tempat-tempat lainnya. Kami pun banyak menjumpai bule dan menyempatkan untuk berfoto dengan mereka walau dengan bahasa yang kurang kami mengerti. Tetapi dengan gerakan saja mereka sudah mengerti bahwa kami ingin berfoto dengan mereka. Dan hari ini adalah hari terakhir untuk berjalan-jalan setelah banyak tempat yang kami kunjungi. Kami akan menuju ke Jl. Malioboro. Ini adalah tempat yang kami tunggu-tunggu, karena di Malioboro berbeda dengan tempat lainnya. Di tempat ini banyak sekali barang-barang, makanan dan lain sebagainya yang bisa kita beli untuk oleh-oleh dengan harga yang murah meriah. Kami pun menyusuri setiap sudut di Jl. Malioboro ini, kami mencari barang dan makanan untuk dibawa ke rumah untuk oleh-oleh. Aku pun menyempatkan untuk membeli oleh-oleh untuk seseorang yang spesial, begitu pula dengan temanku yang lain. Kami hampir lupa dengan waktu, sehingga kami pun baru selesai berkeliling sekitar jam sembilan malam telat satu jam dari jadwal yang sudah ditentukan. Setelah membeli oleh-oleh kami pun makan malam di sebuah rumah makan cepat saji tidak jauh dari Jl. Malioboro. Sebelum makan, barang-barang bawaan dan oleh-oleh yang kami beli tadi disimpan terlebih dahulu di dalam bus. Kami sangat lahap sekali menyantap makanan di malam hari karena kami merasa sangat lapar dan lelah mencari oleh-oleh yang pas untuk dibawa ke rumah. Aku merasa ada yang kurang saat makan malam, bus kami yang beranggotakan 40 penumpang seperti kurang, ah biarkan saja mungkin dia sedang tidak lapar. Aku pun melanjatkan santapan malam bersama teman-temanku yang lain. Setelah perut telah terisi, kami pun kembali menuju bus untuk melanjutkan perjalnan menuju hotel tempat kami menginap karena besok kami sudah harus kembali ke Sukabumi. Ketika bus akan berangkat, salah satu dari kami mengeluh dan menceritakan kepada kami bahwa baju yang dia beli untuk oleh-oleh tidak ada di bawah kursinya. Dia pun mengadu kepada guru pembimbing kami, padahal tadi tidak ada siapa-siapa di bus ketika makan malam. Perjalanan pun sempat tertunda karena masalah ini, guru pembimbing kami yang bernama Ibu Yuli ini mencoba menanyakan kepada kami siapa yang melihat baju baru teman kami itu. Namun kami semua tidak melihatnya. Bu Yuli pun menuju ke bus lain barangkali ada yang melihat atau menemukannya. Bu Yuli akhirnya memutuskan untuk memeriksa semua tas dalam bus 3 terlebih dahulu bersama teman kami yang kehilangan oleh-olehnya itu karena dia sendiri yang mengetahui barangnya itu. Jika dalam bus 3 tidak ada barang yang dimaksud, para guru pembimbing pun akan membantu mencarinya di bus yang lain. Setelah beberapa menit kemudian bu Yuli dan teman kami bernama Reno itu keluar dari bus. Setelah itu Bu Yuli pun meminta untuk kami semua kembali ke dalam bus untuk melanjutkan perjalanan. Apa mungkin mereka sudah menemukannya, syukurlah jika barang itu sudah ditemukan. Tapi barang itu ditemukan dimana aku sama sekali tidak tahu. Banyak dari kami yang saling tuduh menuduh menyembunyikan barang itu. Aku pikir jika itu merupakan candaan, candaan itu sama sekali tidak lucu karena sangat meresahkan kami semua. Kami pun kembali ke hotel dengan badan yang begitu lelah, kami langsung tidur untuk mempersiapkan diri besok untuk kembali pulang ke rumah. Keesokan harinya kami membereskan dan memasukkan barang-barang kami yang sangat berantakan. Kami melipat semua baju kami agar rapi tidak acak-acakan. Kami pun membagi tugas untuk membersihkan kamar yang kami tempati selama beberapa hari ini. Setelah semua rapi dan tubuh kami pun wangi, kami pun segera keluar kamar dan menguncinya. Setelah itu kami langsung menyantap sarapan dengan menu yang spesial. Pukul 8 pagi kami berangkat dari Yogyakarta menuju Sukabumi untuk kembali pulang ke rumah masing-masing dengan gembira. Banyak sekali pengalaman yang sangat menarik ketika aku dan teman-teman berada di Yogyakarta. Banyak sekali kenang-kenangan yang kami ukir disana. Ada pula pengalaman berharga yang kami temukan sebelum pulang ke Sukabumi ketika hendak menuju hotel. Dan sampai saat ini kami belum tahu dimana barang yang hilang itu bisa ditemukan kembali. Cerpen Karangan Erfransdo Blog / Facebook / Erfrans Do IF YOU WANT TO SUCCESS, YOU MUST ACTION! Cerpen Cerita di Yogyakarta merupakan cerita pendek karangan Erfransdo, kamu dapat mengunjungi halaman khusus penulisnya untuk membaca cerpen cerpen terbaru buatannya. "Kamu suka cerpen ini?, Share donk ke temanmu!" Share ke Facebook Twitter WhatsApp " Baca Juga Cerpen Lainnya! " Melihat Dari Kejauhan Oleh Seli Oktavia Aku menyukaimu Lisa’ tulis Leo pada halaman terakhir buku fisika. Menutupnya kasar lalu memasukkannya kedalam tas sekolah. Ia bangkit dari meja belajarnya lalu menghempaskan tubuhnya diatas ranjang. Menatap langit Persahabatan Vs Cinta Oleh Widya Nursyah Fitri Tepat pukul setengah dua siang, bel pulang sekolah berbunyi. Walaupun bel telah berbunyi tanda sudah berakhir jam pelajaran, tetapi kami tidak diperbolehkan pulang karena kami harus ikut belajar tambahan Cerita Siswa Biasa Oleh Galih Gilang Nama aku Adit. Saat ini aku siswa kelas 1 di SMA Negeri di kotaku. Aku termasuk anak pendiam di sekolah. Namun nilai-nilai mata pelajaran yang aku raih waktu SMP Unexpected Sesuatu Yang Tak Terduga Part 2 Oleh Vinzza A. “Eh sorry ya aku ga liat tadi”. “Lagi mikirin apa sih sampe orang segede gini gak keliatan?”. “Ah ngga kok ngga lagi mikirin apa apa, sekali lagi sorry ya Antara Kamu dan Dia Oleh Geoarta, SMPN 1 Puri Aku Cimel. Kisahku dimulai saat aku duduk di kelas 9. Aku menyukai teman cewekku yang sudah mempunyai seorang kekasih. Aku tahu aku salah tapi aku tidak bisa membohongi perasaanku. “Hai!, Apa Kamu Suka Bikin Cerpen Juga?” "Kalau iya... jangan lupa buat mengirim cerpen cerpen hasil karyamu ke kita ya!, melalui halaman yang sudah kita sediakan di sini. Puluhan ribu penulis cerpen dari seluruh Indonesia sudah ikut meramaikan loh, bagaimana dengan kamu?" Jalansepanjang 1.435 meter dibuka untuk umum. Friday, 7 Muharram 1444 / 05 August 2022
Pengalaman Liburan ke Jogja – Berawal dari pengumuman yang menyatakan bahwa berkas lamaran kerja yang saya ejekan ke PT PLN Persero telah menunaikan janji syarat dan lolos ke tahap lebih jauh, nan diadakan pada tanggal 05 September 2022 di kota Yogyakarta. Dan ternyata banyak rival-padanan kuliah saya yang pun lolos seleksi administrasi PT PLN. Akhirnya, saya pun mengakhirkan untuk mencari antiwirawan barengan moga boleh berangkat bersama-selaras ke Jogja. Berkumpullah 4 basyar termasuk saya yang mempunyai rancangan berangkat ke Jogja secara bersama-sama. Sebenarnya ada sekitar 20-an orang bandingan saya yang lolos rekruitmen PT PLN pada tahap ini, saja masing-masing sudah mempunyai rencana sendiri-sendiri. Saya sendiri mulai bersama 3 orang teman saya yaitu Panji, Dionisius, dan Kukuh. Berangkat ke Yogyakarta Menunggangi Kereta Api Stasiun Gubeng Surabaya Kami berempat membelakangkan lakukan menginjak ke Yogyakarta memperalat transportasi kereta api. Karena perian pampasan kereta api yang lebih cepat dan makin terasa nyaman daripada memperalat bus, kendatipun agak lebih mahal sedikit daripada bus ekonomi. Mulailah kami mencari kereta api ekonomi dengan harga nan paling kecil murah. Maklum,e anak asuh mahasiswa doyan nyari nan murah, menguning mau nyari kerja biar dapat uang jasa malah ngehabisin persen. Kereta jago merah paling kecil murah ialah Logawa yang start pukul dari Surabaya, namun sayang tiketnya sudah habis terjual. Akhirnya kami memilih menggunakan sepur ekonomi Pasundan, meskipun harganya lebih mahal dari harga karcis kereta api ekonomi Logawa. Lain apalah, hitung-hitung pengorbanan cak bagi nyari kerja. Berangkatlah kami menggunakan kereta api ekonomi Pasundan, pada musim minggu terlepas 04 September 2022 jam WIB dari stasiun Gubeng Surabaya. Sampai di Yogyakarta Tugu Yogyakarta Perjalanan Surabaya-Yogyakarta, kami tempuh menggunakan sepur ekonomi Pasundan selama 5 jam. Sekitar jam WIB kami tiba di stasiun Lempuyangan, Yogyakarta. Sesudah sampai di stasiun, saya dan Tunak serta merta turun dari kereta dan mengejar musholla buat menunaikan sholat dhuhur. Di musholla kami bertemu dengan para senior barisan 2022 yang ternyata tadi pula berangkat menggunakan sepur bersama dengan kereta yang kami naiki. Ada juga beberapa orang imbangan kami satu pasukan serta mahasiswa dari jurusan tak yang peluang punya tujuan nan begitu juga kami. Panji dan Dion dengan sabar menunggu saya dan Kukuh melaksanakan sholat dhuhur di luar stasiun, inilah indahnya ubah mengagungkan biarpun berbeda-beda kepercayaan. Mencari Penginapan di Dekat Malioboro Kampung Sosrokusuman Setelah sholat dhuhur kamipun berjalan menuju ke arah malioboro cak bagi mencari penginapan. Tibalah kami di Kampung Sosrokusuman yang berpunya tepat di sebelah paksina Mall Malioboro. Karena baru pertama boleh jadi mencari asrama di Jogja, kami merasa kecemasan memilih tempat, pokoknya kami cari yang minimal murah. Eh, tiba-tiba ada bapak yang menanya “Mau cari penginapan, mas?”, kamipun mengiyakan. “Ingin cari yang gimana, sekiranya cak hendak minimum murah itu ada di rumah bu Fatimah, timbrung aja ke gang itu, nanti ketemu apartemen corak hijau”, setelah berpikir sejenak akhirnya kamipun mengiyakan. Akhirnya bapak itu mengantar kami menuju rumah ibu Fatimah. Penginapan primitif yang terdiri mulai sejak 5 kamar tidur di bagian radiks dan 1 kamar di tegel atas serta dua buah kamar mandi di lantai sumber akar. Kamarnya juga lewat tertinggal, dibuat mulai sejak sebuah ruangan yang disekat-sekat dengan kayu kayu menjadi beberapa tepas kamar. Di dalam kamar terdapat sebuah kasur besar, bantal, rak, dan sebuah kipas angin. Harga yang ditawarkan kembali sangat murah adalah per orang. Kami tahu berunding sejenak, namun pada akhirnya lagi mengakhirkan bakal menginap di tempat itu. Jalan-urut-urutan Senja di Malioboro Jalan Malioboro Sesudah sekitar 30 menit kami beristirahat di internat, kami pun memutuskan bikin keluar mencari bersantap, mengingat setibanya di Jogja kami belum makan apapun. Makanlah kami di warung kaki lima di samping mall malioboro, rasa makanan nya kacau balau, tapi lumayanlah bakal mengobati rasa lapar. Selesai bersantap, kami berempat kembali kembali ke tumpangan untuk juga berlabuh sejenak mengkhususkan rasa lejar sehabis menempuh pelawatan jauh. Sorenya sekitar jam WIB kami kembali memutuskan untuk kronologi-kronologi di kawasan Malioboro. Mulailah kami menyipi distrik bazar di pedestrian di bagian barat Malioboro, namun sekedar perkembangan leha-leha untuk menikmati suasana sore periode di Malioboro yang masih hening dengan wisatawan. Kami juga berburu toko untuk membeli air minum untuk pelepas di penginapan. Setelah mendapatkan air menenggak, kami sekali lagi mengemudiankan buat sekali lagi ke penginapan. Sebelum juga, kami adv pernah masuk ke dalam area Kantor Gubernur Kewedanan Spesial Yogyakarta. Sempat pula berfoto-foto di tugu yang suka-suka di kerumahtanggaan area tersebut, sambil sejenak melepas lelah pasca- kronologi-jalan sore memutari malioboro. Berangkat ke Medan Tes PLN PT PLN Kami berangkat ke gelanggang Validasi PLN menunggangi 2 biji kemaluan kereta angin biang kerok sewaan yang sudah lalu kami wanti-wanti sejak semalam burit sebelum sampai di pondokan. 1 pit motor kami sewa dengan harga selama 12 jam. Sebab agak kelam primitif karena lokasinya nan layak jauh dan kami belum senggang jalan, berangkatlah kami jam WIB, sedangkan pelawaan tesnya yakni jam WIB. Di tengah pengembaraan kami sempatkan juga buat sarapan pagi di sebuah angkringan di pinggir jalan. Disitu kami gado nasi meong karena porsinya terbatas seperti makanan meong ditemani beberapa gorengan. Tak lalai kami pula juga membeli nasi meong dan gorengan pula umpama bekal untuk makan siang nanti. Tibalah kami di gelanggang tes. Panggung diadakannya Pembenaran Akding Akademik dan B. Inggris di Merapi Grand Ballroom Hotel Prima. Suasana nya masih senyap karena plonco jam tapi enggak berselang lama mulailah banyak berdatangan para petatar konfirmasi, terjadwal pun teman-lawan kami yang bersal dari satu jurusan. Tes berakhir seputar jam WIB dan kami pun langsung cabut pulang menentang penginapan. Menikmati Siang dengan Segelas Es Cendol di Alun-alun Utara Yogyakarta Alun-alun Utara Jogja Berhubung masih siang dan masih terserah hari, sebelum pulang kami berencana jalan-perkembangan keliling kota Yogyakarta. Kami berempat pula akhirnya memutuskan mendekati ke alun-alun lor kota Yogyakarta. Setibanya di alun-alun, kami memarkirkan sarana kami di sebelah selatan alun-alun, yang berada tepat di sebelah timur kraton Yogyakarta. Terdapat sekali lagi beberapa warung bersantap dan petualang es cendol di tempat itu. Kesudahannya, kami membeli 4 gelas es cendol segar, yang akan dinikmati bersama nasi kucing dan bilang gorengan nan sudah kami beli tadi pagi. Dengan kilap yang sangka suram, sekali lalu ditemani nikmatnya semilir kilangangin kincir nan bertiup sepoi-sepoi mengapalkan terbang semua rasa letih sehabis berjuang mengerjakan cak bertanya tes akademik, kamipun makan di pinggir alun-alun, sambil menikmati suasana alun-alun yang plonco dan terhampar luas di depan mata kami. Setelah selesai bersantap kami lagi berencana mengunjungi Kraton Yogyakarta Hadiningrat, namun sering jam bentang kraton sudah terlampau. Kraton lazimnya dibuka bakal awam bermula pukul sampai WIB setiap harinya. Berhubung mutakadim ikut masa ashar, saya dan Tunak sekali lagi mengunjungi masjid Gedhe bakal menunaikan sholat ashar. Pula Panji dan Dion dulu meluhurkan kebutuhan kami dan dengan panjang hati menunggu di area gapura di pintu masuk paling asing dari masjid Gedhe. Peroleh kasih perkongsian. 🙂 Nikmatnya Aneka Sambal di Wisata Kuliner Unik Sambal Yogyakarta Sambal Bajak Senja harinya sekeliling jam WIB, saya mengajak teman-bandingan saya bikin mencicipi kuliner Khusus Sambal SS di Urut-urutan Majyen Sutoyo, sekitar 15 menit berpunca Malioboro. Akhirnya sekitar jam sore kami menginjak menuju warung SS. Saya dan rival-teman harus rela bersabar, karena ternyata warung SS sudah dipenuhi maka dari itu peziarah. Sekitar 5 menit kami menunggu kerjakan dapat memesan makanan. Selepas menulis menu kami kembali harus menunggu pula sekitar 45 menit lakukan dapat menikmati hidangan yang kami wanti-wanti. Masing-masing dari kami memesan makanan dengan menu nan berbeda-beda, agar boleh merasakan rasa aneka sambal yang ditawarkan oleh warung Distingtif Sambal. Macam rasa sambal ditambah nasi hangat serta gurihnya aneka lauk pauk membuat saji bersantap lilin lebah kami begitu nikmat. Belaka cerbak, kita sedang raba-rubu karena mengejar jadwal kereta menuju Surabaya. Kembali ke Ii kabupaten Pahlawan Stasiun Lempuyangan Setibanya di asrama, saya dan Tegar langsung bergegas mengembalikan roda motor ke tempat penyewaan. Sedangkan Panji dan Dion kembali ke penginapan untuk lekas merapikan barang-produk kami yang masih ada di kamar. Dari penginapan kami berjalan tungkai berorientasi stasiun Lempuyangan yang berjarak sekitar 20 menit dari tempat kami menginap. Syukurlah bisa tiba tepat waktu. Kami kembali taajul menanjak ke kereta ekonomi Tren Baru Malam nan akan segera berangkat cenderung stasiun Gubeng Surabaya. Tibalah kami sekeliling jam pagi di Surabaya. Sungguh pengalaman nan menyenangkan bisa liburan sambil berburu kerja. Bagai pepatah “Serentak menyelam minum air”. 🙂
Seusai salat Jumat di Masjid Ahyana di Jakarta Pusat, Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mendaftarkan partainya sebagai peserta Pemilu 2024 ke kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU). Berdasarkan pantauan GenPI.co, AHY tampak berjalan kaki bersama para pengurus dan kader Partai Demokrat menuju gedung KPU di Jalan Imam Bonjol No.29, Menteng, Jakarta Pusat.

TOURING JOGJA Suatu malam nan dingin pukul malam tepatnya pada Tanggal 12 Mei 2012. SMPN 1 Karas mengadakan wisata ke jogjakarta yang diikuti siswa kelas 2 beserta guru-guru pendamping. Sebelum keberangkatan saya menulis barang yang saya perlukan di selembar kertas dan sekiranya daftar barang tersebut sudah terpenuhi semua tentang kebutuhan saya nantinya, saya mulai mempersiapkan semua barang bawa’an yang berguna bagi saya ke dalam tas ransel sesuai daftar barang, dan setelah semuanya selesai, jam saya merebahkan badan saya untuk memulihkan energi sebelum pemberangkatan ke jogja dan berharap bisa bangun tepat waktu. Sebelum memejamkan mata tidak lupa saya membaca do’a sebelum tidur agar yang Maha kuasa selalu menjagaku ketika sedang terlelap dan tak lama kemudian saya tertidur pulas. Detik demi detik, menit demi menit, jam demi jam sudah berlalu tiba saatnya saya untuk bangun dari tidur, meskipun hanya beberapa jam saja saya tertidur tapi saya tetap merasa mempunyai semangat dan energi baru untuk bangun, sebelum saya bangun dari posisi tidur saya, saya berdoa sejenak dan mengangkat badan saya, setelah itu bergegas saya menuju kamar mandi untuk mandi, seusai mandi nenek menyuruh saya untuk makan pagi dan minum obat anti mabuk karena nenek tau kalau saya mau bepergian jauh. sesudah benar-benar rapi dan siap saya langsung berpamitan dengan keluarga yang ada di rumah. Saya berjalan menuju bagasi dan mengambil motor lalu berangkat, saya tidak langsung menuju sekolahan karena ada teman yang mau nebeng untuk berngkat kesekolah, dengan senang hati saya menuju rumah teman saya itu. Setelah tiba di rumah teman,saya masih menunggu beberapa menit dan setelah teman saya selesai kami bergegas untuk berangkat dengan kecepatan tinggi karena waktu untuk keberangkatan bus sebentar lagi. Sesampainya di parkiran kami langsung berlari menuju sekolah dan untungnya Bus pariwisata masih ada di tempat karena tadi waktunya memang sangatlah mepet. Perasaan saya yang tadinya kacau balau langsung menjadi tenang. Kemudian saya dengan beberapa teman saya mendapatkan tugas untuk membeli 2 kerdus minuman untuk teman-teman yang ada di bus nanti. Kebetulan kelas saya kebagian bus pertama. Tidak lama kemudian setelah saya, teman-teman beserta guru pemimbing memasuki bus pariwisata kami berdo’a bersama dalam bus demi keselamatan bersama. Dengan perasaan bahagia yang tidak bisa di ungkapkan dengan kata-kata bus pun mulai berjalan, kami pun bersorak gembira. Dalam hati “Jogja I’m Coming” ditengah perjalanan buspun berhenti karena memang azdan subuh sudah berkumandang dan kami pun bergegas turun dari bus untuk melaksanakan melaksanakan sholat subuh. Sesudah selesai sholat bus mulai melanjutkan perjalanan. Tidak lama kemudian rombongan bus kami berhenti di rumah makan Taman sari untuk sarapan, selesai makan bus langsung melanjutkan perjalanan. Di perjalanan rombongan bus kami melewati Candi Prambanan, meskipun prambanan adalah tempat wisata tapi rombongan bus kami tidak berhenti untuk berkunjung dikarenakan prambanan memang bukan tujuan pariwisita kami. Meskipun demikian kami tetap senang bisa melewati prambanan yang indah dan penuh dengan sejarah. Di perjalanan rombongan bus kami melewati Lapangan Udara Adi Sucipto, Jogja kembali, Musium dirgantara dan Candi mendut. Tak lama kemudian bus pun sampai pada tujuan wisata pertama kita yaitu Candi borobudur. Kami beserta rombongan turun dari bus dan kami berjalan menuju Candi borobudur. Di sela-sela perjalanan kami, pemandu menjelaskan tentang asal-usul candi borobudur, bahwasannya candi borobudur terletak di desa borobudur , kecamatan borobudur, kabupaten magelang, propinsi jawa tengah, ­-+ 41 km dari yogyakarta. -+ 80 km dari kota semarang ibu kota propinsi jawa tengah. Candi borobudur didirikan diatas sebuah bukit pada ketingian 265,40 km di atas permukaan laut atau berada -+ 15 m di atas daratan di sekitarnya. Candi borobudur merupakan salah satu keajaiban dunia yang sampai saat ini menjadi pusat perhatian masyarakat dunia baik dari segi kepariwisataan, arkeologi dan pengetahuan Langkah demi langkah berlalu sampailah kami di depan tangga borobudur, tak lupa kami berfoto-foto sambil mendengarkan pemandu menceritakan tentang sejarah borobudur yaitu arsitektur bangunan candi borobudur didirikan pada sebuah bukit seluas -+ 7,8 ha pada ketinggian m di atas bukit sekitar nya. Untuk menyesuaikan dengan profil candi yang akan di bangun, bukit diurug dengan ketebalan bervariasi antara 0,5 m – 8,50 ukuran candi yang di urug dari diding terluar adalah 121,70 m x 121,40 m dengan tinggi bangunan yang masih tersisa 35,40 m dari tanah halaman dan denah candi menyerupai bujur sangkar dengan 36 sudut pada diding teras 1, 2 & 3 tersusun dari batu andesit dengan sistem dry masonry tanpa perekat diperkirakan mencapai m3 atau blok batu. Untuk memperkuat kontruksi dipergunakan sambungan batu tipe ekor burung ke arah horisontal, sedang untuk arah vertikal dengan sistem getakan dan pada masing-masing tingkat dan setiap penjuru mata angin terdapat pintu gerbang atau utama ada di sebelah timur. Bentuk arsitektur candi borobudur yang sekarang, diperkirakan mengalami perubahan konsep dasar. Pentahapan yang diperkirakan dumaracay diakibatkan candi mengalami beberapa kali kelongsoran sehingga harus mengulang beberapa kali perkerjaan pembangunan. Dari aspek seni bangunan ada 2 bentuk seni arsitektur yang dipadukan yaitu 1. Hindu Jawa Kuno Yaitu adanya punden berundak, relief maupun budha yang sedang bermeditasi. 2. india Yaitu adanya stupa, bhuda dan lantai yang bundar. Candi borobudur tidak saja menunjukan kemegahan arsitekturnya tetapi juga mempunyai relief pahatan atau ukiran yang sangat menarik. Relief cerita pada candi borobudur menggamarkan beberapa cerita yaitu 1. Karma Wibangga, terdiri dari 160 panel, dipahatkan pada kaki tertutup. 2. Lalita Wistara, terdiri dari 120 panel,di pahatkan pada diding lorong 1 bagian atas. 3. Jakata dan Awadana, terdiri dari 720 panel, dipahatkan pada lorong 1 bagian bawah,balustrade lorong 1 atas dan bawah, dan balustrade ll. 4. Gandawyuda, terdiri 460 panel, dipahatkan pada diding lorong ll dan lll, balustrade lll dan IV serta Bhadraceri diding lorong IV. Itulah beberapa penjelasan dari bapak pemandu. Sinar mataharipun terasa sangat panas. Meskipun begitu tidak menyurutkan rasa gembira kami untuk menikmati candi borobudur, kita berjalan turun dan keluar dari candi, terlihat ada beberapa pohon yang berdiri, tujuan kamipun tertuju kepada salah satu pohon itu untuk duduk bersantai sejenak melepas rasa lelah karena sudah berkeliling candi. Sejuk, damai itu yang kami rasa. Kamipun memutuskan untuk menyudahi petualangan kami mengelilingi candi borobudur, meskipun masih terlihat teman-teman kami yang asyik menikmati candi. Sesampainya di gerbang keluar kami disuguhi aneka oleh-oleh, dimulai dari makanan, accesories, pakaian dan lain sebagainya yang tentunya adalah khas jogja. Tapi pada saat itu kami tidak membeli apa-apa, memang kami pada saat itu belum ada hasrat untuk membeli dikarenakan itu baru tempat pertama yang kami tuju. Disaat kita melewati para penjual teriakan para penjual menyapa kami yang menawarkan dagangannya. Tapi itu tidak menyurutkan langkah kami untuk tetap melangkahkan kaki kami. Sesampainya di parkiran bus masih banyak teman-teman yang belum berada di tempat, bahkan belum ada guru pendamping yang datang, mungkin memang kita terlalu cepat meninggalkaan candi. Akhirnya, kami memutuskan menunggu teman-teman beserta guru di dalam bus. Tidak lama kemudian satu persatu teman-teman kami datang begitupun dengan guru-guru kami. Hingga saatnya bus sudah terlihat penuh. Ketika pemberangkatan akan dimulai, gurupun mengabsen siswa satu persatu, dan ternyata masih ada satu siswa yang belum berada di bus, yaitu seorang teman perempuan dari kelas 8A, akhirnyapun kami menunggu sejenak dan beberapa menit berlalu akhirnya gadis itu datang juga. Bus pun mulai berjalan satu persatu, saya tengokan kepala saya ke kiri ke kanan ke depan dan ke belakang, terlihat teman-teman berwajah capek, mungkin karena perjalanan yang jauh yang sudah kami tempuh ketika menaiki candi borobudur. Di tengah perjalananpun guru pemandu mulai bercerita tentang sejarah jogjakarta dan apa yang kami lihat ketika di jalan, itu berfungsi supaya kami bisa memahami hal-hal yang kami lihat tidak hanya sekedar tau wujudnya jogja yang seperti ini, ini tentu sangat bagus untuk pengetahuan kami yang pada dasarnya kami yang memang bukan berasal dari jogja. Disana terlihat Kraton jogjakarta, Taman pintar, Museum merapi. Buspun berhenti di sebuah tempat oleh-oleh yaitu Pasar salak. setelah sejenak berhenti buspun melanjutkan perjalanannya, tujuan kami selanjutnya adalah Pantai Parangtritis. Sungguh kami sudah tak sabar ingin cepat sampai di pantai itu, karena hawa pantai yang indah, hamparan pasir yang luas beserta air laut yang berlimpah sudah membayangi kami untuk menceburkan badan kami ke pantai itu. Berenang, berenang dan berenang. Setelah sampai kamipun dibuat kagum dengan keindahan pantai tersebut, kami pun bersegera untuk berganti pakaian karena kembali pada niat awal kami yang ingin segera menceburkan diri ke pantai itu. Di perjalanan menuju pantai kami merasakan semilir angin yang membuat suasana semakin nyaman, pasir yang berhamparan membuat kaki kami berat dalam berjalan tapi tetap semangat yang kami rasakan. Setelah sesampainya di pantai kami pun langsung menceburkan badan kami, basahlah baju yang kami pakai. Kami bermain, bersenda gurau, kadang-kadang juga berfoto. Di tengah-tengah keasyikan kami ada seseorang yang tiba-tiba menarik tangan saya, saya melihat ternyata Bapak Guru Wawan Rumanto, dalam fikir saya entah apa kesalahan yang saya buat sehingga membuat Pak Guru akan memarahi saya, hatipun bertanya-tanya, salah apa ya saya? Tidak lama kemudian perasaan legapun datang, ternyata kami mau berfoto. Perasaan was-was pun hilang diterbangkan oleh angin yang berhembus. Setelah itu saya kembali bersama teman-teman melanjutkan aktifitas kami yaitu bermain air. Tidak terasa hari sudah mulai sore yang mengharuskan kami untuk menyudahi petualangan kami, meskipun hati terasa berat tapi kita harus tetap pergi, dalam hati ada rasa syukur yang terpenting kami sudah bisa menikmati keindahan Pantai parangtritis. Kamipun menuju ke bus kami dan mengambil pakaian ganti dan menuju ke penyewaan kamar mandi untuk membersihkan badan kami yang penuh dengan air laut yang lengket. Setelah semuanya bersih kami menuju bus kami masing-masing. Ketika bus mulai menyalakan mesin persiapan berjalan, ternyata ada satu bus yang tidak menyala dan membuat guru berfikir sejenak untuk apa hal selanjutnya yang akan diperbuat. Akhirnyapun penumpang bus yang rusak dipindahkan ke setiap bus yang masih berfungsi. Pada saat itu saya kebetulan duduk di tempat depan, dan karena ada penghuni baru yang datang ke bus kami, guru menyuruh kami yang penghuni lama untuk pindah kebelakang, karena tempat duduk depan akan ditempati penghuni baru, akhirnyapun kami pindah ke belakang. Setelah semua selesai buspun berjalan dan buspun berhenti di rumah makan firdaus karena makan malam sudah tiba. Ketika kami menginjakan kaki kami di rumah makan tersebut terdengar alunan musik yang indah menemani makan malam kami, kami pun mulai mengambil santapan malam itu, nikmat sekali rasanya, mungkin karena kami merasa lapar sudah seharian berjalan-jalan. Setelah makan usai kami pun melanjutkan perjalan, kali ini tempat duduk kami terasa longgar karena penghuni baru sudah kembali ke bus lamanya, dan saya yang tadinya duduk dibelakang sudah kembali duduk kedepan. Di sela perjalan pemandu mengumumkan sebuah pengumuman penting yang memberitahukan bahwasannya tujuan kita selanjutnya yaitu malioboro akan dibatalkan karena di malioboro diadakan konser oleh band indonesia yaitu “Zilvilia” sehingga menyebabkan parkiran bus ditutup. Rasa kecewa pasti ada, tapi ya kami tidak bisa berbuat apa-apa, kamipun memutuskan untuk menerima dengan lapang dada. Karena Malioboro adalah tujuan terahir kami, maka usailah petualangan kami, buspun membawa kami pulang ke asal kami. Di perjalanan bus pun mampir disebuah pusat oleh-oleh khas jogjakarta yaitu Devaja. Setelah kami puas dengan oleh-oleh yang kami beli, kamipun melanjutkan perjalanan pulang. Di dalam bus setelah beberapa menit berlalu, akhirnyapun kami mulai tertidur satu persatu, karena memang kami sangat lelah. Tidak tersadar kami, akhirnyapun kami dibangunkan dan ternyata kami sudah sampai di sekolahan kami. Kami pun bergegas mengambil masing-masing barang kami dan keluar dari bus satu persatu. Sayapun langsung menuju parkiran karena memang kendaraan saya berada disana, sayapun tidak langsung mengambil motor saya, saya duduk sebentar dengan teman saya yang berboncengan dengan saya ketika berangkat ke sekolah. Kami melihat teman-teman kami yang dijemput keluarga mereka yang akan pulang. Tidak lama kemudian kamipun mengambil motor dan pulang, tidak lupa saya mengantarkan teman saya dahulu kerumahnya sebelum pulang ke rumah saya. Sesampainya di rumah, saya memasukkan motor saya ke dalam bagasi, dan menuju kamar saya, karena capek, saya langsung membaringkan badan saya ke tempat tidur dan dengan perasaan senang saya terbayang-bayang pengalaman saya ketika di jogja, senang yang terasa, dan tidak lupa berdo’a sejenak. Sayapun tertidur dengan lelapnya.

Selainruas jalan yang tidak begitu lebar, dapat pula membahayakan pengguna jalan. Untuk itu, Forpi Kota Yogyakarta berharap kepada pedagang musiman ini agar menata dagangannya dengan rapi dan tidak mengganggu pejalan kaki. Apalagi, dilakukan dengan menumpuk bambu-bambu di trotoar maupun di bahu jalan tersebut. Cerpen Karangan Sanita ChairunnisaKategori Cerpen Keluarga, Cerpen Liburan Lolos moderasi pada 13 November 2016 Sinar mentari telah cukup tinggi untuk dapat mengintip menembus jendela kamar Senna. Ia terbangun dari tidur dan bergegas bangkit dari ranjang. Raut muka bahagia terpancar menyapa liburan kali ini. Hari kemarin, ia telah menyiapkan kebutuhan sandang untuk beberapa hari kedepan. Senna, Ibu, dan kedua kakaknya akan beranjak dari kota ini untuk menjejakkan kaki di Daerah Istimewa Yogyakarta. Setelah selesai mempersiapkan diri, Senna segera menghampiri keluarga yang telah menunggu di meja makan. “Ayo, cepat makan agar kita tidak ketinggalan kereta,” perintah Ibu yang disambut dengan anggukan tanda setuju sebagai jawaban. Tepat pada pukul 7 pagi, Senna dan keluarganya berangkat ke tempat singgahnya kereta yang akan ditumpangi, Stasiun Sudimara. Sebelum tiba di Yogyakarta, mereka singgah di Stasiun Senen, Jakarta untuk berpindah ke kereta yang akan melaju ke tujuan mereka. Sudah menunggu sekian jam, kereta belum datang juga. Hal itu sedikit mematahkan semangat liburan Senna. “Kapan, kereta kita datang, bu?” Tanya Senna yang mulai tidak sabar. “Menurut jadwal, kita akan berangkat dari sini pukul 12,” jawab Ibu yang disambut dengan helaan napas dari Senna. “Sabar Senna, kami tahu kamu sudah tidak sabar.” Balas kakak Senna. Senna hanya membalasnya dengan anggukan malas. Saat matahari berada sejajar dengan kepala, kereta tujuan Yogyakarta datang. Seketika semangat Senna membuncah kembali saat kakinya menyentuh lantai kereta. Senyumnya mengembang tak terbendung disertai mata yang berbinar. Di perjalanan, mata Senna tak henti-hentinya memandang menembus jendela. Sejak dulu, Senna sangat mengagumi keindahan alam ciptaan Tuhan. Tak jarang pula, kedua kakaknya mengajak Senna bersenda gurau. Mereka sangat menikmati perjalanan mereka menuju Yogyakarta. Tak terasa, mentari mulai menyembunyikan sinarnya. Pemandangan terbenamnya sang surya yang dihiasi dengan semburat gradasi jingga kemerahan di ufuk barat kini telah berubah menjadi hitam kelam. Jarum jam telah menunjukkan pukul malam. “Selamat Malam, untuk penumpang kereta tujuan Stasiun Lempuyangan diharapkan untuk segera memeriksa barang bawaan anda dan hati-hati melangkah. Terimakasih,” suara dari pusat informasi telah menyebut stasiun yang dituju Senna. “Senna, tolong bantu bawa tas yang ini,” perintah Ibu sembari menunjuk tas yang berukuran lebih kecil dari yang lainnya. Kedua kakak Senna juga membantu membawa tas bawaan mereka. Senna berjalan di belakang Ibu dan kedua kakaknya menuruni kereta. Mereka berjalan ke luar stasiun. Senna menaruh pandang ke sekitar stasiun yang tidak terlalu ramai malam itu. “Aku mau membeli minum di sana dulu, ya!” Seru kakak pertama Senna, Mbak Kintan yang sepertinya telah menahan dahaganya sejak saat di kereta. “Kita titip teh botolan, ya, mbak!” Kini mbak Tasya yang membalas. Sembari menunggu minuman, Senna mengeluarkan telepon genggam dan mengupdate media sosialnya. Hal itu menuai banyak komentar dari teman-teman Senna. Mulai dari yang mengingatkan Senna untuk hati-hati, hingga yang menanti buah tangan khas Yogyakarta dari Senna. “Ini Senna minuman kamu,” Mbak Kintan menghampirinya dan memberikan satu botol teh. “Ayo kita langsung panggil taksi dan mencari hotel!” Ajak Ibu sembari berdiri dan langsung berjalan ke luar stasiun diikuti oleh ketiga anaknya. Senna, Ibu, Mbak Kintan, dan Mbak Tasya menaiki taksi untuk menuju hotel. Mereka akan bermalam di Hasian Hotel. Hotel yang berposisi tidak jauh dari Jl. Malioboro itu adalah hotel pilihan Mbak Tasya. Sesampainya di hotel, Mbak Kintan memesan kamar untuknya, Ibu, dan adik adiknya. Senna dan kedua kakaknya lalu membantu Ibu merapikan barang-barang bawaan mereka di kamar yang akan menjadi tempat beristirahat selama berada di Kota Gudeg ini. “Bagaimana kalau setelah ini kita jalan-jalan ke Malioboro?” usul Senna penuh semangat. “Ibu pikir kita harus istirahat sekarang, Senna. Ini sudah pukul lho,” balas Ibu. Mbak Tasya ikut membuka suara, “Menurutku usul Senna bagus, Bu. Kita, kan belum makan malam. Kita bisa mencari makan malam sekaligus menikmati Jalan Malioboro malam hari, Bu.” Ibu terlihat berpikir sejenak sebelum akhirnya menganggukan kepalanya seraya mengangkat ujung-ujung bibirnya, “Baiklah, mandilah dulu baru kita bisa pergi.” Ucap Ibu yang disambut gerakan cepat ketiga anaknya menuju kamar mandi. Setelah semua siap, mereka meninggalkan hotel dan bergegas ke Jalan Malioboro. Mereka pergi dengan berjalan kaki karena Hotel Hasian dengan Jalan yang paling diminati para wisatawan itu hanya berjarak kurang lebih 50 meter. Setelah sedikit berjalan, Senna akhirnya melihat papan nama Jalan Malioboro. Ia mengajak keluarganya mengambil beberapa gambar mereka berada di depan papan nama jalan tersebut. mereka lalu melanjutkan mencari kudapan makan malam dan memilih nasi kucing di warung kecil sekitar Jalan Malioboro. Santapan malam telah habis dimakan. Senna dan keluarganya menyusuri Jalan Malioboro sembari melihat-lihat dagangan yang dijajakan penjual dengan harga yang sangat miring. Senna menaruh perhatiannya ke tas berwarna cokelat yang memiliki desain sederhana dan santai. “Tas ini berapaan, Bu?” Tanya Senna saat dirinya telah berada di depan berbagai macam tas yang dijual. “Lima puluh rIbu,” jawab sang penjual dengan logat medok. “Tiga puluh, boleh?” Senna berusaha bernegosiasi harga dengan penjual. Penjaja tas tersebut berpikir sesaat sebelum akhirnya menyetujui kesepakatan harga yang ditawar Senna, “Ya, ya sudah, boleh, dik.” Senna lalu merogoh saku celananya dan meraih tiga lembar uang kertas sepuluh ribu dan memberikannya ke penjual. Setelah mendapatkan tas tersebut, ia langsung menghampiri keluarganya dengan gembira. Senna memperlihatkan tas yang baru didapatkannya. Kedua kakaknya juga menunjukkan barang yang baru dibeli kepada Senna. Saat dirasa penat, Senna dan keluarganya kembali menuju hotel untuk mengistirahatkan tubuh mereka guna menyambut hari esok. Di awal keesokan hari, Ibu membangunkan ketiga buah hatinya untuk bersiap-siap pergi ke destinasi wisata selanjutnya, Candi Borobudur. Mereka sangat senang dan bersemangat untuk mengunjungi candi. Memang, kali ini bukan yang pertama untuk ketiga bersaudara itu. Akan tetapi, antusias mereka tidak berkurang sedikitpun. Sebelumnya, Ibu telah menyewa mobil dan supir yang akan mengantar mereka hari ini. Ya, Ibu memang sosok yang sangat memperhatikan segala sesuatu dengan detail. Mereka berangkat dari hotel pada pukul 7 pagi agar dapat menikmati suasana candi sebelum manfaat mentari pagi yang memiliki berbagai khasiat hilang sudah. Sesampainya di sana, Senna dan kedua kakaknya langsung menuju candi dan mengambil gambar stupa-stupa Candi Prambanan. Senna sangat menikmati keindahan seni relief yang terpampang di dinding candi. Ia merasa sedang mengikuti suatu cerita dari gambar gambar pada relief tersebut. “Senna, ayo ke bagian sana!” Seru Mbak Tasya yang sedang menyusul ibu dan kakaknya ke bagian lain candi. “Iya, sebentar,” Senna kembali mengikuti alur cerita sejarah Hindu-Buddha yang ada. Ia terus memperhatikan gambar-gambar tersebut hingga saat tersadar, mata Senna tidak dapat menangkap sosok Ibu dan kedua kakaknya. Rasa panik menjalar di tubuh Senna. Ia mencoba berjalan ke bagian lain candi tetapi keluarganya tidak juga ia temukan. Di sisi lain, Ibu dan kedua kakak Senna juga tengah mencarinya. Mereka mendatangi tempat terakhir bersama Senna, tetapi Senna sudah tak lagi berada di sana. Takut nantinya semakin terpecah, mereka memutuskan untuk tidak berpencar. Telah dicarinya ke seluruh penjuru candi, Senna tak juga ditemukan. Ibu menemukan ide untuk memanggil Senna dari pusat informasi agar lebih mudah menemukannya. Mereka pun menuju pusat informasi yang berada di luar bagian candi. “Mas, saya terpisah dengan anak saya, Senna. Apa bisa minta tolong melakukan panggilan dari pusat informasi?” Tanya ibu kepada pengawas yang berada di ruang pusat informasi. “Oh, iya boleh bu. Silahkan ditulis nama anak ibu,” jawab petugas ramah. Sementara itu, Senna yang lelah sudah karena mengelilingi candi duduk di tepian candi. Ia sangat bingung harus bagaimana. Air mata yang sedari tadi berusaha dibendungnya, tak tertahan lagi sudah. Senna meneteskan air mata dan segera mengelapnya dengan punggung tangan. “tes.. tes..” “wah, Bu, maaf sepertinya ada kendala teknis. Mic kami sedang tidak bekerja. Saya akan mengirim informasi ke bagian sarana prasarana untuk mengecek dan mebenarkannyya dengan segera.” Petugas terlihat langsung menelepon seseorang setelah member kabar buruk itu kepada Ibu. Kekhawatiran Ibu memuncak sudah. Sedari tadi, Ibu dan kedua kakak Senna berdoa agar mereka dapat bertemu kembali dengan Senna. “tes.. tes..” terdengar suara menggema dari dalam ruang informasi diikuti oleh speaker. “Kepada Senna Putri untuk menuju ruang pusat informasi barat. Sekali lagi, kepada Senna Putri untuk segera menuju ruang pusat informasi karena keluarga menunggu. Terima kasih.” “Micnya sudah bekerja, Bu. Senna pasti akan mendengarnya.” Seru Mbak Kintan kegirangan. Senna yang sedang duduk di pinggiran candi segera menuju ke tempat yang telah disebutkan dengan kecepatan tinggi setelah mendengar pengumuman tersebut. Sesampainya di sana, ia malah semakin dibuat heran karena keluarganya tidak terlihat barang sedikit. Dengan masih berharap akan bertemu keluarganya di sana, ia bertanya kepada salah satu petugas. “Mas, saya Senna Putri yang tadi dipanggil ke ruang pusat informasi. Dimana keluarga saya, ya mas?” “Kalau saya tidak salah, adik dipanggil ke ruang pusat informasi Barat, ya? Di sini adalah ruang pusat informasi Timur.” Jelas petugas tersebut. Senna mengucap terima kasih dan langsung kembali berlari ke tempat yang berseberangan menembus candi. Rasa penat hilang sudah setelah ruang pusat informasi terlihat. Dilihatnya pula keluarganya yang sedang duduk menunggu kedatangannya. Senna langsung menghampiri mereka dan memeluk Ibu terlebih dahulu, dilanjutkan dengan memeluk kedua kakaknya. “Senna, maaf ya, kami tidak seharusnya meninggalkanmu tadi. Kami seharusnya menunggumu,” Ucap Mbak Tasya saat memeluk Senna. Ia sangat merasa bersalah karena tidak menunggunya terlebih dahulu untuk menyusuk Ibu dan kakaknya. “Maafin Senna juga Bu, mbak. Senna sudah menyusahkan. Senna seharusnya tidak memisahkan diri seperti ini,” Balas Senna yang juga merasa bersalah kepada Ibu dan saudara-saudaranya. “Sudah, kita tidak perlu menyalahkan diri sendiri. Kita ambil hikmahnya saja dari kejadian ini,” ibu menasihati mereka. “Ayo, kita sebaiknya kembali ke hotel,” Mbak Kintan berniat menyudahi perjalanan wisata hari ini. Ia mengkhawatirkan kejadian lain-lain akan terjadi. Selain itu, sinar mentari sudah mulai terasa panas di kulit. Usul Mbak Kintan disetujui seluruh anggota keluarga. Mereka berjalan berdekatan satu sama lain menuju mobil. Perjalanan kembali menuju hotel terasa sunyi. Semua kelelahan akibat kejadian yang tidak begitu mengenakkan hari ini. Senna dan Ibu tertidur di kursi tengah sedangkan kedua kakak Senna duduk dalam diam menatap ke luar jendela. Sesampainya di hotel, mereka merencanakan ulang jadwal mereka hari ini. Tadinya, Ibu akan mengajak mereka ke pantai. Tetapi, mereka memikirkan ulang rencana itu. “Sebaiknya kita ke Malioboro lagi saja,” ucap Senna. “Atau kita tetap di hotel untuk sisa hari ini,” Mbak Kintan berusul “Baiklah, kita akan tetap di hotel dan ke Jalan Malioboro malam nanti,” Ibu akhirnya membuat keputusan yang langsung disetujui ketiga anaknya. Semenjak kejadian itu, Senna tidak lagi suka mengunjungi candi. Ia akan melihat gambar-gambar candi di buku atau internet untuk mengetahui kisah sejarah masa Hindu-Buddha. Cerpen Karangan Sanita Chairunnisa Cerpen Liburan di Yogyakarta merupakan cerita pendek karangan Sanita Chairunnisa, kamu dapat mengunjungi halaman khusus penulisnya untuk membaca cerpen cerpen terbaru buatannya. "Kamu suka cerpen ini?, Share donk ke temanmu!" Share ke Facebook Twitter WhatsApp " Baca Juga Cerpen Lainnya! " Surat Terakhir Untuk Mama Oleh Absharina Arifah Mama menangisi makam Papa yang baru saja Papa dimakamkan disana siang ini, aku yang berada di samping Mama hanya bisa memeluknya dari samping. Papa meninggal karena kecelakaan, saat itu My Brother Part 2 Oleh Siti Mariyam “Uhuk, uhuk!” Suara batuk Raffa yang membuatku terbangun dari tidurku lagi dan lagi terdengar. Sudah tiga hari ini ia batuk-batuk. Setelah pulang dari penjara seminggu yang lalu, ia terlihat Jendela Kesayangan Oleh Ria Puspita Dewi Cuaca malam ini begitu tak mendukung. Bukan lagi gerimis, derasnya hujan disertai suara dari cahaya-cahaya yang menghiasi langit malam begitu menggelegar, membuat tubuh semakin gemetar. Sayup-sayup terdengar suara hentakan Ringgit dan Rupiah Oleh Repa Mustika “Kang, mau sampai kapan kita seperti ini?” “Aku malu tinggal bersebalahan terus-terusan dengan ibu?” “Aku malu dengan saudara-saudaraku yang semuanya udah punya rumah sendiri Kang?” Itulah perkataan yang masih Ketika Kebaikan Mendatangkan Ujian Part 2 Oleh Siti Mariyam Kring, kring, kring. Bunyi suara jam weker membangunkanku dari tidurku. Matahari menyilaukan pandanganku saatku membuka mata. Aku melihat ke arah jam, jam menunjukkan pukul enam. Biasanya Kakak selalu membangunkanku “Hai!, Apa Kamu Suka Bikin Cerpen Juga?” "Kalau iya... jangan lupa buat mengirim cerpen cerpen hasil karyamu ke kita ya!, melalui halaman yang sudah kita sediakan di sini. Puluhan ribu penulis cerpen dari seluruh Indonesia sudah ikut meramaikan loh, bagaimana dengan kamu?" Misalnya sobat jalan jalan ke kebun binatang pada liburan yang . Contoh recount text tentang liburan ke jogja beserta artinya temukan. Kita langsung simak english text berikut ini ya sahabat kbi yang . Contoh recount text a study tour to balid i was in senior high school . Contoh Cerpen Liburan Ke Jogja â€" Amat from Cerita pengalaman liburan ke YOGYA! ya sesuai dengan judul artikel kali ini saya akan menceritakan bagaimana liburan saya kemarin di yogya. Mungkin bagi kalian yang akan berpergian untuk menghabiskan waktu luang anda, mungkin anda bisa menjadikannya sebuah referensi untuk pergi liburan ke yogyakarta. YOGYAKARTA! Daerah Istimewa Sekarang siapa sih yang tidak tahu yogyakarta, kota yang dikenal sebagai daerah istimewa. Berbagai cerita menarik dapat anda dapatkan ketika anda menginjak kota ini. Sebelum memilih yogya sebagai destinasi liburan tentunya saya berunding terlebih dahulu kota mana yang akan kami tuju, dan terpilihlah yogya sebagai tempat liburan kami saat lebaran kemarin. Saya pergi ke yogya bersama ke 3 teman saya, tentunya semua ini harus penuh dengan perencanaan. Mulai dari transport berangkat, penginapan, transport pulang dan pastinya destinasi mana aja yang akan kami kunjungi. Liburan kali ini memang sudah kami rencanakan jauh-jauh hari sebelum keberangkatan atau sebelum lebaran, karena mengingat tiket lebaran sudah habis dipesan oleh orang-orang yang hendak mudik. Liburan di yogya ini kami habiskan selama 3 hari 2 malam. Kami berangkat ke yogya pada hari kamis H+4 lebaran menggunakan kereta yang telah kami pesan online, kami berangkat dari stasiun pasar senen jakarta pukul dan sampai di yogya pukul Perjalanan yang sangat membosankan menurut kami, karena cuma hanya bisa tidur dengan posisi duduk yang membuat kami sangat pegal. Mau lihat ke luar kaca kereta pun percuma karena keadaan malam hari yang gelap. Kami waktu itu turun di stasiun tugu yogyakarta karena yang paling dekat dengan jalan malioboro. Setelah itu kami langsung mencari untuk sarapan pagi, berjalanlah kami dari stasiun ke jalan malioboro. Senang campur aduk ketika sudah sampai yogya bisa bertemu dengan plang bertuliskan “Jalan Malioboro”. Wah ini toh jalan yang sangat terkenal di yogya itu. Tadinya kami hendak berfoto dijalan tersebut, tetapi karena mengantri dan perut kami sangat lapar kami langsung pergi menyusuri jalan malioboro. Dan sampailah kami disalah satu angkrinan, waktu itu saya membeli nasi 2 bungkus campur satu usus tahu gorengan, dan minum dengan air susu hangat. Setelah selesai makan saya sedikit kaget ternyata harga total saya makan cuma Rp. 14,000 saja. Ini lumayan murah dibanding dengan jakarta. Destinasi 1 Candi Prambanan Setelah kami sarapan pagi, tujuan pertama kami memang langsung ke candi prambanan. Kenapa kami tidak langsung pergi ke losmen karena waktu check-innya hanya bisa pukul Lanjut, dari jalan malioboro menuju candi prambanan kami menggunakan busway tranyogya nomor A1 tujuan candi prambanan, biayanya cuma Rp. 3,500 saja sama saja seperti transjakarta, cuma halte nya masih bersamaan dengan bus umum lainnya. Dari jalan malioboro menuju candi prambanan perjalanannya sekitar 1 jaman karena jalanan lumayan ramai dan macet. Lalu sampailah kami di candi prambanan, dan kami membeli tiket dengan paket candi prambanan dan ratu boko dengan harga Masuklah kami di candi prambanan, sangat ramai tapi terbayarkan dengan keindahannya. Ketika berada di Candi Prambanan Yogyakarta Destinasi 2 Candi Ratu Boko Setelah kami berkeliling di candi prambanan, selanjutnya kami pergi ke candi ratu boko. Karena kami membeli tiket dengan paket prambanan ratu boko, kami disediakan mobil travel untuk pergi ke candi ratu boko karena jaraknya lumayan jauh dari candi prambanan. Dicandi ratu boko kita bisa melihat ketinggian disekitar candi, karena areanya yang diatas bukit membuat keindahan tersendiri bagi yang datang ke candi ini terutama jika datang pada sore hari dan menjelang sunset pasti keindahannya meningkat. Candi Ratu Boko Yogyakarta Tak terasa waktu pun semakin siang, badanpun mulai lelah dan ngantuk karena belum tidur. Sekitar jam 2an kami putuskan untuk pulang ke losmen. Dari candi ratu boko, kami kembali naik bus travel ke tempat semula yaitu candi prambanan setelah itu kami menuju ke pintu keluar. Dan diluar area candi prambanan ini banyak sekali yang menjual oleh-oleh, kami pun mampir sebentar untuk melihat-melihat awalnya. Akan tetapi karena harganya murah meriah, kami tergiur untuk membeli oleh-oleh seperti gantungan harga 1000an, celana batik, kaos yogya dan makanan khas yogya seperti bakpia hehehe. Karena tak kenal waktu, jam 3an kami baru bisa kembali pulang dengan tujuan losmen atau penginapan. Dari candi prambanan kami kembali menaiki transyogya menuju jalan malioboro karena penginapan kami berapa di jalan dagen dekat sekali dengan malioboro. Karena perjalanan macet, kami baru sampai di losmen sekitar jam setengah 6 sore. Setelah sampai, kami langsung beres-beres dan bersih-bersih badan. Karena belum istirahat sama sekali, kamipun putuskan untuk tidur terlebih dahulu dan pukul 8 malam kami lanjutkan untuk mencari makan malam dan pergi ke keraton yogyakarta. Gudeg Bu Hj Rini dan Keraton Yogyakarta Tepat jam 8 malam, kami keluar dari losmen dan berjalan kaki menyusuri jalan malioboro. Sangat ramai dan pastinya mengesankan. Disana banyak sekali mungkin backpaker lainnya dan para turis asing yang sedang berlibur di yogyakarta ini. Selain itu banyak juga para pejual baik itu makanan maupun pakaian. Dari jalan malioboro tidak terasa kami berjalan sampai ke keraton kidul yogyakarta. Karena perut kami kosong, maka tujuan kami yang pertama adalah mencari makan. Karena makanan khas yogya adalah gudeg, kami mencoba untuk mencari pedagang yang menjual makanan gudeg. Setelah kami searching di instagram, ketemulah kami dengan gudeg bu hj rini. Dan untungnya letaknya tidak jauh dengan keraton yogya yaitu di jalan wijilan. Dijalan wijilan ini banyak sekali yang menjual gudeg, karena memang jalan ini adalah khusus yang menjual makanan khas yogya yaitu gudeg. Gudeg Bu Hj rini ini selain rasanya enak dan tidak terlalu manis harganya pun murah. Saya memesan 1 porsi gudeg dengan telor dan tempe itu seharga Rp. saja ditambah es teh manis seharga 5 ribu. Setelah kenyang, barulah kami pergi ke keraton yogyakarta yang sangat terkenal dengan pohon beringin kembar. Dan saya pun telah mencoba melewatinya. Di yogya memang banyak hal unik, tidak menyesal saya mengunjungi daerah istimewa ini. Kota ini benar-benar istimewa menurut saya. Ketika berada di keraton yogyakarta Setelah puas berkeliling dan waktu sudah menujukkan pukul 11, kami pun kembali pulang ke penginapan. Selanjutnya beristirahat untuk melanjutkan perjalanan destinasi selanjutnya di esok hari. Dan untuk cerita selanjutnya akan saya post di artikel berikutnya. Bakal ada cerita seru lainnya. Tunggu updatean selanjutnya ya.
Terdapat4 foto dan informasi lainnya untuk tanah dengan cicilan di Sleman, area Tempel. Properti ini dijual dan dipasang oleh Romi Orange.
Senang sekali kalau bermimpi Saat bangun menjadi nyata Pagi-pagi seseorang mengabari Kalau saya akan ke Jogja Bahagia sekali rasanya ketika atasan di kantor menyampaikan kalau saya menjadi salah satu perwakilan untuk mengikuti pelatihan yang diselenggarakan di Yogyakarta. Kota yang sudah sejak lama saya impikan bisa bertandang ke sana. Kota yang sempat membuat saya bingung dengan pengejaan singkatannya, Yogya atau Jogja? Yang akhirnya saya mendapatkan jawaban jika kata Jogjalah yang dipilih karena mudah dilafalkan oleh semua oran termasuk orang asing. Dan ketika beliau menanyakan apakah saya bersedia, langsung saja saya mengangguk. Kapan lagi saya bisa ke Jogja? Terlepas ini adalah perjalanan dinas dan bukan untuk liburan, tetapi saya selalu berusaha menikmati setiap detik yang saya habiskan saat berada di kota baru yang saya kunjungi itu. Kendati jadwal pelatihan yang saya ikuti sangat padat sehingga tidak ada waktu untuk menjelajahi kota Jogja, tapi itu sudah cukup untuk saya. Bisa melihat Jogja dari dekat sudah membuat saya senang. Mimpi yang Menjadi Nyata Baru beberapa hari sebelumnya saya berkomentar di sebuah blogpost milik Omduut tentang kisah perjalanannya selama di Yogyakarta, saya menuliskan kalau saya ingin sekali ke Jogja dan saya belum pernah sekalipun ke Provinsi yang dijuluki sebagai Kota Gudeg itu. Lalu, beberapa hari setelah komentar saya tersemat, Yang Maha Mendengar mengabulkan keinginan saya. Saya akhirnya datang ke Jogja. Rinai hujan menemaniku saat berangkat ke Jogja dari Nanggroe Aceh tercinta Sendiri saya berangkat dari Banda Aceh menuju Jakarta. Hujan begitu setiap menemani perjalanan saya ke Jogja. Ya, hujan telah turun di subuh yang gelap di Banda Aceh pun demikian saat transit di Jakarta, rinai hujan masih membasahi bumi. Dan ketika pesawat yang saya tumpangi mendarat di Bandara Adi Sucipto Yogyakarta, hujan belum juga reda. Alih-alih berhenti, air dari langit itu semakin lebat saja membasahi bumi. Dengan menggunakan payung yang disediakan pihak bandara, saya pun berjalan memasuki pintu masuk bandara. Ucapan selamat datang dalam bahasa Jawa menyambut setiap penumpang yang memasuki pintu tersebut. Iringan musik gamelan yang diputar lewat pengeras suara semakin meyakinkanku jika saya benar-benar telah tiba di Daerah Istimewa yang sangat terkenal dengan kekentalan adat istiadat dan kebudayaannya. Hujan tetap awet saat kusinggah sejenak di Jakarta Sambil menunggu jemputan, saya mencoba menjelajahi Bandara Adi Sucipto. Meskipun penerbangan di bandara ini lumayan padat, tapi menurutku ukuran bandara tidak seimbang dengan banyaknya pesawat yang mondar mandir. Selain itu, bandara ini juga kesannya masih kurang tertata rapi. Ketika saya menuju pintu keluar, seperti biasa, para supir taksi berbondong-bondong menawarkan jasanya kepada saya dan penumpang lainnya. Namun, saya terpaksa menolak mereka karena telah ada minibus yang menunggu saya dan peserta pelatihan lainnya dari seluruh Indonesia. Hujan begitu awet di Yogyakarta Hujan belum juga menunjukkan tanda-tanda akan reda. Padahal, saya sudah berencana untuk jalan-jalan sebentar sebelum acara dimulai. Berbagai tempat wisata di Jogja yang bisa dikunjungi dalam waktu singkat dan dekat dengan penginapan sudah tercatat dalam list saya. Pun demikian dengan rencana saya untuk bertemu blogger-blogger Jogja seperti kak Indah Juli, Mbak Rian, dan Mbak Irul. Baca juga Tempat Wisata Belanja di Joga yang Ingin Saya Kunjungi Langit Jogja terlihat mendung dan setelahnya hujan kembali mengguyur dengan deras Dalam perjalanan menuju hotel, saya menghubungi Kak Indah dan menyampaikan kalau saya akan terlambat tiba di hotel, jauh meleset dari jadwal yang sebelumnya saya utarakan padanya. Ternyat Kak Indah pun demikian, beliau terjebak macet karena hujan semakin deras. Setelah 20 menit perjalanan dengan menggunakan minibus, saya pun tiba di tempat saya menginap yaitu Hotel Eastparc Yogyakarta yang berlokasi di Jln. Laksda Adisucipto Km. 6,5 Seturan, Depok, Sleman, Yogyakarta. Ketika memasuki hotel mata saya dimanjakan dengan parc atau park alias taman dan dipadukan dengan unsur-unsur Jawa. Beragam lukisan dengan harga yang membuat mata terbelalak dipajang pada setiap sudut hotel ini. Dan setelah meletakkan koper di kamar, saya pun langsung menuju lobi hotel dan menunggu teman-teman blogger datang. Meet Up dengan Blogger Jogja Sudah menjadi kebiasaan para blogger untuk meet up, kopi darat dengan blogger lokal ketika bertandang ke suatu daerah. Konon lagi karena kita bergabung dalam beberapa komunitas blogger yang sama, kehebohan langsung tercipta saat bersua. Jadi, jauh-jauh hari sebelum berangkat, saya sudah mengabari Kak Indah kalau saya akan ke Jogja. Ada cerita lucu sebenarnya antara saya dan kak Indah Juli atau yang lebih dikenal dengan Makpuh di Komunitas Emak-emak Blogger KEB, pemilik blog Ternyata, tahun 2010, saat roadshow Pesta Blogger ke Banda Aceh, kami pernah dipertemukan dalam satu tim, lho. Saya menjadi panitia untuk chapter Aceh saat itu. Namun, kami tidak saling mengenal atau bertegur sapa kala itu. Mungkin karena sama-sama sibuk dengan tugas masing-masing. Entahlah, pokoknya saya tidak tahu kalau ada Kak Indah yang menjadi perwakilan panitia Pesta Blogger dari pusat. Beberapa tahun kemudian, ketika Facebook mengingatkanku akan foto acara Pesta Blogger 2010 itu, saya melihat Kak Indah berdiri tepat di belakangku. Walhasil, kami sama-sama tertawa dan tidak menyangka kalau kami pernah bertemu. Meet up bersama emak-emak blogger Jogja sumber foto Rian Mbak Rian Anastasia yang sering dijuluki barbie dan pemilik blog yang pertama sekali hadir karena rumahnya tidak jauh dari hotel tempat saya menginap, lalu disusul oleh Mbak Irul, dan terakhir Kak Indah karena rumahnya paling jauh. Kami pun memulai obrolan di lobi, saling bercerita dan tidak lupa berfoto bersama. Pertemuan kami belum usai, karena belum pernah ke Jogja, saya meminta mereka mengajak saya ke tempat makan recommended di Jogja. Rian lalu mengusulkan untuk mencicipi Bakmi Jawa Mbah Gito yang terletak di Jalan Nyi Ageng Nis 9, Peleman-Rejowinangun Sleman. Hm, makan mie pas lagi hujan gini pasti seru. Setelah memesan transportasi mobil online, kami pun menuju ke Bakmi Jawa Mbah Gito. Lokasinya tidak jauh dari hotel dan sangat dekat dengan rumah Rian. Interior warung Bakmi Mbah Gito ini seperti rumah pohon, sangat unik menurutku. Bersama pegawai Bakmi Jawa Mbah Gito, Yogyakarta Foto milik Mbak Rian Setelah kenyang menikmati lezatnya Bakmi Jawa, hujan belum juga reda. Padahal saya ingin sekali melihat keindahan Kota Jogja pada malam hari. Rian dan Kak Juli pun akhirnya mengajak saya berbelanja oleh-oleh Jogja di Mirota Batik sedangkan Mbak Irul pamit lebih dahulu karena harus menjemput anaknya yang sedang berlatih bela diri di sebuah gedung olah raga. Hujan tak kunjung berhenti selama saya di Jogja. Bahkan ada beberapa daerah yang mengalami banjir. Syukurnya, di hari terakhir saya di Kota Wisata ini, matahari mulai menampakkan senyumannya walau tidak begitu cerah. Jadi, sebelum beranjak pulang, saya sempat jalan-jalan ke Candi Prambanan. Cerita tentang perjalanan saya ke candi ini ada di tulisan berikutnya, ya 🙂 Karena belum sempat menjelajah Yogyakarta pada ketadanganku kali ini, keinginan untuk kembali ke kota ini semakin beralasan. Ya, Jogja, aku pasti kembali.[] Liza Fathia AuxzXe.
  • w7z2iqtvua.pages.dev/160
  • w7z2iqtvua.pages.dev/256
  • w7z2iqtvua.pages.dev/17
  • w7z2iqtvua.pages.dev/257
  • w7z2iqtvua.pages.dev/144
  • w7z2iqtvua.pages.dev/484
  • w7z2iqtvua.pages.dev/135
  • w7z2iqtvua.pages.dev/1
  • cerpen jalan jalan ke jogja